Pelatih Madura Utd: Wasit Thoriq Layak Masuk Rekor
INILAHCOM, Jakarta - Pelatih Madura United, Rasiman, menyindir wasit Thoriq Al-Katiri yang memberikan tiga tendangan penalti pada Persija Jakarta. Rasiman menyebut wasit Thoriq layak masuk buku rekor dunia.
Melawat ke kandang Persija, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (13/12/2019) petang kemarin, Madura United menelan kekalahan telak 4-0. Semua gol Persija tercipta di babak pertama.
Marko Simic menjadi bintang kemenangan Macan Kemayoran dengan mencetak hatrik yang kesemuanya dibuat dari titik penalti dalam kurun waktu 30 menit. Sedangkan satu gol lainnya disumbang Ramdani Lestaluhu.
Kemenangan tersebut sangat berarti bagi Persija, pasalnya dengan tambahan tiga poin mereka dipastikan bertahan di Liga 1 musim depan. Posisi mereka naik ke urutan .. dengan mengemas ... poin dari 32 pertandingan.
Meskipun liga menyisakan dua laga, poin Macan Kemayoran sulit dilewati tiga tim terbawah yaitu Perseru Badak Lampung, Kalteng Putra, dan Semen Padang yang sudah dipastikan terdegradasi.
Usai pertandingan Rasiman menyoroti keputusan Thoriq menghukum timnya dengan tiga tendangan 12 pas. Menurutnya, itu merupakan sebuah keputusan yang sangat langka terjadi di kompetisi Liga 1. Dia juga menekankan pentingnya PSSI menerapkan penggunaan teknologi garis gawang dalam kompetisi Liga 1.
"Kami ucapkan selamat kepada Mister Thoriq, karena mungkin hari ini ia masuk Guinnes Book of Record untuk banyak penalti dalam satu babak. Mungkin di MURI juga perlu dicatat rekor ini, karena sangat penting bagi sepakbola kita. Mungkin dengan (kejadian) ini bisa mengubah kami semua untuk menyatakan kalau teknologi (VAR) itu perlu," kata Rasiman dikutip dari Beritajatim.
"Sekali lagi kami tidak mengkritisi keputusannya, kami hanya menyampaikan Thoriq akan masuk rekor di mana laga penentuan dihiasi dengan tiga penalti. Otomatis semua orang akan berasumsi, asumsi itu hidup, dan akan berkembang di media."
"Mudah-mudahan kejadian ini menjadi cambuk untuk kita, dan memang teknologi diperlukan kalau dengan tayangan ulang tidak debatable, teknologi untuk menghindari asas prejudiece. Kalau memang itu tiga penalti menurut VAR, ya tidak masalah," ia memungkasi.